Postingan

Lego Bikin Lega

Gambar
Di bulan November 2022, SD Bojana Tirta Islamic School (BTIS) mengadakan lomba mewarna.  Setelah sebelumnya mengikuti lomba serupa di toko buku ternama di Planet Bekasi dan belum berhasil menang, tentu kala itu Aira berharap pialanya bisa ia bawa pulang.  Piala dan hadiah disusun berjajar seolah memanggil-manggil, namun sayang, saat pengumuman nama Aira (lagi-lagi) tak terpanggil. Karena ia merasa sudah berusaha keras (dan memang sudah ada peningkatan dibanding lomba sebelumnya) tapi belum berhasil, Aira pun menangis bombay layaknya tokoh sinetron abege labil.  Nah, saat BTIS akan mengadakan Lego Speed Building Competition , bundanya mendukung 1000% agar Aira kembali ikut action . Ayahnya sih oke-oke aja, hanya berharap Aira bisa menerima apapun hasilnya. Karena pesertanya buanyak akhirnya adik Fatih mengunggu di rumah bersama bunda, Aira berangkat ke medan laga berdua sama ayah saja.  Di waktu perlombaan, alhamdulillah Aira bisa menyusun set Lego yang disediakan. Dari penyisihan hingg

Ironi Bawah Langit

Gambar
Menara menjulang mencakar angkasa Di seberang jurang kemiskinan nan lebar menganga Pembangunan fisik di seluruh area Pembangunan mental ala kadarnya Lidah tak bertulang memuji idola dengan takzim Lidah yang sama, mencaci saudara serahim Lidah tak bertulang, mengutip ayat suci Lidah yang sama, memutar fakta memelintir janji Yang dituakan dan diharap mengayomi, Justru mempertontonkan kekanakan dalam diri Yang menimpin dan diharap memberi teladan, Nyatanya hanya mewariskan banyak beban Yang dipercaya dan diharap menjadi pendorong, Justru gemar melahap sajian data bohong Insan bertahta tanpa tata krama Semakin dipuja dan terlena, gembira menyesatkan pemirsa Insan bergelar banyak namun miskin akhlak Mengagungkan keterbatasan otak Insan kesepian di keramaian Tersesat dalam pusaran pengetahuan Kefanaan yang dipuja oleh pemuja pangkat dan pengagung gelar ningrat Namun bagi Sang Teladan, dunia layaknya bangkai anak kambing bertelinga cacat

Keputusan

Gambar
Matahari mulai mendekati peraduannya, namun sinarnya masih cukup menerangi, menembus udara kota yang kotor. Pukul lima sore, mayoritas pegawai di kantor ini sudah bersiap menuju kediaman masing-masing, entah dengan bis jemputan, mobil atau motor. Beberapa orang berganti pakaian olah raga dan bersiap untuk bermain bola, badminton atau sekedar jogging mengelilingi kantor. Namun tidak dengan Tuan Manganan. Bersama atasannya, seorang kolega dan seorang bawahan, mereka melangkah ke arah berbeda. Bukan menuju ke dekap hangat keluarga atau sekedar berolahraga, mereka sedang mempertaruhkan marwah dan kebanggan seragam biru tua. Dari gedung Harimau menuju gedung Kasuari, bersiap menghadap pada Pimpinan Tertinggi organisasi. Mereka berempat berjalan beriringan, namun terasa seolah belasan atau puluhan, bahkan ratusan langkah mengiringi. Terbayang ratusan pegawai lain yang membantu pengumpulan, penyiapan, pengolahan dan penyajian data dalam kajian ini. Jarak dua gedung itu tak terlampau jauh, nam

New Year New Resolution for Our Not-new Planet

Gambar
I never understand the meaning of celebrating new year with tons of explosives polluting the sky, ear-torturing trumpet and gallons of unhealthy drinks, only to live as lame as before. For some people, that's joy. For me? That's nonsense. New year has nothing to do with celebration. That's just our rocky planet finishing one round of its eternal race against time around its sun.  A new beginning of a certain unit of time. Just the same as every morning, a start of a brand new day. Or every time our moon repeat its monthly cycle. Nothing special to be proud of, unless we are battling life-threatening diseae, or surviving a catastrophic event, or finding a reasonably close habitable planet to move on, there's nothing to be celebrated over a new calendar year.   I mean, if we really need to celebrate, celebrate an achievement. Like finishing a new and challenging task. Accepted at a new (and better) workplace. Acquiring new business. Mastering new skill. Learning new langu

Ibu

Gambar
Ibu,  gelar tiga huruf dengan ejaan sederhana, namun merupakan perwujudan pengorbanan Ibu, gelar yang diperoleh dari bertaruh nyawa, demi melahirkan anaknya ke dunia Ibu,  gelar yang diiringi dengan tetesan kasih untuk anak-anaknya, dengan cinta yang menjadi darah, daging dan tulang anak-anaknya Ibu,  gelar yang diikuti oleh malam-malam tak nyaman kala mengandung, menyusui, dan menemani tumbuh kembang mereka Ibu,  yang pertama berbicara pada kita sejak kita masih berwujud segumpal darah Ibu,  yang pertama menuntun kita, dan melepaskan langkah kecil kita dengan bangga, namun juga yang pertama memekik kala kaki kecil ini dulu tertatih, jatuh dan terluka Ibu,  yang merupakan orang pertama, kedua dan ketiga dalam daftar wajib dihormati, namun entah kenapa seringkali dianggap biasa saja Ibu,  perlambang sempurna pengorbanan dan kasih sayang, perjuangan dalam kelembutan, cinta kasih yang berteman keabadian   Terima kasih, ibu untuk kedua Mamaku, istriku sekaligus ibu dari anak-anakku, dan se

Di Balik Buku: Aswa Istimewa

Gambar
Artikel ini adalah kumpulan fun fact yang terkait dengan buku 'Aswa Istimewa' terbitan Penerbit BIG ( imprint Clavis Indonesia) yang diilustrasikan oleh Vincentius Sullivan, ilustrator berbakat asal Bandung. Bagi rekan-rekan yang menghadiri virtual launching ' Aswa Istimewa' pada tanggal 15 Oktober lalu, sebagian fakta menarik sudah penulis ungkapkan di sana. Namun karena keterbatasan waktu, maka akan penulis paparkan lebih lengkap di sini. Anggap saja ini panduan bagi para pembaca, jika si kecil bertanya lebih banyak tentang Aswa dan teman-temannya. Selamat membaca. Pra Penulisan Sebagaimana penulis pernah kisahkan pada sebuah artikel, masa kecil penulis dipenuhi dengan berbagai ensiklopedia yang berisi berbagai pengetahuan menarik. Saat kelas enam SD, guru kelas membuatkan sudut majalah dinding yang menjadi awal mula kemunculan kegemaran menulis, yang hingga kini penulis tekuni. Saat SMP, penulis mengikuti ekskul jurnalistik dan membuat artikel sains untuk mengisi ma

Multi-Layered Kids Book